JN NEWS, SIKKA– Pada 19 Juni 2024, pukul 19.00 WITA, Komunitas Puan Floresa Bicara (PFB) resmi diluncurkan melalui platform Zoom. Acara ini dihadiri oleh tamu undangan dari berbagai daerah, termasuk Flores, Alor, dan Lembata. Peluncuran komunitas ini menarik perhatian berbagai kalangan karena keunikannya yang melibatkan elemen-elemen dari komunitas agama, pegiat sosial, aktivis perempuan, pegiat literasi, serta rekan-rekan media massa.
Komunitas Puan Floresa Bicara menggabungkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari komunitas agama, pegiat sosial, aktivis perempuan, pegiat literasi, hingga media massa. Salah satu acara yang memeriahkan kegiatan ini adalah pembacaan puisi dari Rumah Baca Aksara (RBA-Partner) Ruteng dan beberapa acara lainnya yang tidak kalah menarik.
Sr. Herdiana, SSpS, pemimpin Komunitas Puan Floresa Bicara, menjelaskan bahwa komunitas ini bertujuan untuk membahas dan bergerak bersama dalam menangani isu-isu perempuan, gender, dan feminis yang sering kali kurang mendapatkan perhatian di daerah NTT dan pulau-pulau lainnya di Indonesia.
“Kita mungkin sering atau pernah mendengar nama komunitas yang bergerak di isu-isu perempuan atau gender atau feminis. Saya kira di NTT dan pulau-pulau yang lain di Indonesia, para anggota komunitas PFB ini ada yang bergabung di beberapa komunitas perempuan Indonesia seperti Suluh Perempuan, Pundemik, dan lainnya. Anggota komunitas ini juga berprofesi sebagai jurnalis, aktivis, pegiat literasi, bahkan ada yang sudah pensiunan tapi masih aktif bergerak untuk kasus-kasus perempuan,” ujar Sr. Herdiana.
Sr. Herdiana juga menambahkan bahwa mereka memiliki keprihatinan yang sama terhadap banyaknya isu-isu tentang perempuan, gender, feminis, dan kasus-kasus yang menimpa kaum perempuan, khususnya di Flores, Lembata, Alor, dan Sumba. Oleh karena itu, mereka berinisiatif membentuk Komunitas Puan Floresa Bicara dengan fokus utama untuk mendampingi kaum perempuan yang ditindas dan dizolimi.
Arin Dampus, perwakilan dari Rumah Baca Aksara, turut mengapresiasi kegiatan ini. Ia menyampaikan harapannya agar semua pihak mendukung komunitas ini sehingga dapat menjadi wadah bagi perempuan di Flores, Alor, Lembata, dan Sumba untuk menyuarakan hak-hak mereka.
“Kami berharap komunitas ini bisa kita besarkan bersama-sama agar menjadi wadah kaum-kaum perempuan Flores, Alor, Lembata, Sumba agar mereka bisa bicara dan hak-hak bicara mereka tidak boleh diabaikan oleh pihak manapun,” ujarnya.
Dengan terbentuknya Komunitas Puan Floresa Bicara, diharapkan isu-isu yang berkaitan dengan perempuan dapat lebih mendapatkan perhatian dan solusi yang nyata, serta menjadi langkah awal untuk perubahan yang lebih baik bagi kaum perempuan di wilayah-wilayah tersebut.
Oleh: Albert Cakramento
Editor: Marten Kilibatu