JN NEWS, SIKKA – Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia, Komisariat Sosial Hukum Unipa dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sikka melaksanakan kegiatan Live In di Desa Poma, Kecamatan Tanawawo, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat rasa kebangsaan dan gotong royong di kalangan masyarakat, serta mendekatkan para kader GMNI dengan rakyat marhaen.
Acara pembukaan dihadiri oleh Kepala Desa Poma, Donatus Rada, S.Pd., yang menyambut baik kehadiran para kader GMNI. Dalam sambutannya, Donatus menegaskan pentingnya kerja sama antara mahasiswa dan masyarakat untuk membangun Desa Poma.
“Kami di sini menghadapi banyak kendala, seperti jalan yang rusak dan berbagai masalah pemberdayaan. Mari kita sama-sama membangun kekeluargaan dan gotong royong agar ada perubahan ke arah yang lebih baik,” ujar Donatus.
Wilfridus Iko, Ketua Komisariat Sosial Hukum Unipa GMNI Sikka, dalam sambutannya menyampaikan tujuan kegiatan Live In ini adalah untuk lebih mendekatkan kader GMNI dengan masyarakat, terutama di tengah arus modernisasi yang semakin individualistik.
“Semangat gotong royong harus menjadi prioritas dalam pembangunan desa. Kami juga berkomitmen untuk membawa suara masyarakat Poma ke tingkat pemerintahan kecamatan dan kabupaten, agar hak-hak dasar mereka dapat terpenuhi,” jelas Wilfridus.
Selain itu, Andreas P. Ledang, perwakilan dari DPC GMNI, turut menyampaikan harapannya agar masyarakat terus menjaga semangat nasionalisme dan saling menghargai perbedaan. “Kami berharap GMNI bisa menjadi mitra masyarakat dalam mewujudkan kesadaran sosial yang lebih baik,” tambahnya.
Selama kegiatan Live In, para anggota GMNI turut berinteraksi langsung dengan masyarakat melalui acara api unggun dan diskusi bersama warga Kampung Rategili, Desa Poma. Diskusi ini membuka kesempatan bagi warga untuk menyampaikan berbagai permasalahan yang mereka hadapi, seperti kondisi jalan yang rusak, kesulitan dalam akses layanan kesehatan, serta kendala dalam bidang pertanian, terutama terkait dengan kurangnya pasokan pupuk dan obat-obatan untuk mengatasi hama.
Warga Desa Poma berharap agar pemerintah Kabupaten Sikka segera memperhatikan kondisi mereka yang berada di daerah pelosok. “Kami sangat berharap agar pemerintah memberikan perhatian lebih kepada kami, terutama dalam memperbaiki infrastruktur jalan dan meningkatkan layanan kesehatan,” ujar salah satu warga dengan penuh harapan.
Kegiatan Live In ini diharapkan menjadi langkah awal bagi terciptanya sinergi yang lebih baik antara mahasiswa dan masyarakat dalam membangun Desa Poma menuju kehidupan yang lebih sejahtera.
Reporter: Aris Halilintar
Editor: Marten Kilibatu