JN NEWS, FLOTIM – Pemerintah Kabupaten Flores Timur mengakui peran besar berbagai pihak dalam upaya penanganan dampak erupsi Gunung Lewotobi. Salah satu yang mendapat apresiasi khusus adalah jejaring Caritas Keuskupan Larantuka dan Keuskupan Maumere yang telah aktif memberikan bantuan kepada warga terdampak.
Asisten III Sekretariat Daerah Flores Timur, Petrus Pehan Tukan, menegaskan bahwa penanganan bencana ini bukan semata-mata upaya pemerintah daerah, melainkan hasil kerja bersama dengan berbagai elemen masyarakat dan lembaga kemanusiaan.
“Mereka telah berpartisipasi, mengambil bagian, serta turun langsung memberikan bantuan dan dukungan kepada warga terdampak erupsi,” ujar Petrus dalam acara seremonial retrofitting perdana 223 unit rumah di Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang, Rabu (16/2/2025).
Petrus mengakui bahwa selama ini, Caritas Indonesia dan Caritas Keuskupan Larantuka telah menunjukkan komitmen nyata dalam membantu masyarakat yang kehilangan tempat tinggal akibat erupsi.
Menurutnya, bantuan ini mencerminkan nilai-nilai kasih yang menjadi prinsip dasar Gereja Katolik dalam mengulurkan tangan kepada sesama yang mengalami kesulitan.
“Dukungan dan bantuan ini adalah wujud nyata keterlibatan Gereja Katolik dalam membantu sesama sekaligus mempraktikkan nilai-nilai kasih yang menjadi prinsip religiusitas Katolik,” ujarnya.
Lebih lanjut, Petrus berharap bahwa bentuk kepedulian ini tidak hanya berhenti pada bantuan saat ini, tetapi juga berlanjut dalam proses pendampingan jangka panjang. Hal ini penting agar warga terdampak dapat kembali menata kehidupan mereka secara lebih baik dan berkelanjutan.
“Atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten Flores Timur, kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Yang Mulia Bapak Uskup serta pihak Caritas yang telah memberikan perhatian secara nyata kepada masyarakat,” tutupnya.
Sementara itu, Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Larantuka RD Gabriel Unto da Silva, menegaskan bahwa keterlibatan Gereja dalam aksi kemanusiaan seperti ini adalah bagian dari panggilannya untuk mewartakan kasih Tuhan.
“Gereja tetap hidup untuk mewartakan Allah, dan salah satu bentuk pewartaan itu adalah tindakan nyata dalam solidaritas. Paus Fransiskus selalu mengingatkan bahwa solidaritas adalah bahasa universal yang harus diwujudkan dalam tindakan berbela rasa atau compasio. Inilah panggilan Gereja,” ujar RD Gabriel.
Ia juga menegaskan bahwa Caritas bukanlah satu-satunya solusi bagi masyarakat yang terdampak bencana, tetapi selalu bekerja dalam koordinasi dan komunikasi dengan pemerintah serta berbagai pihak terkait untuk memastikan bantuan tersalurkan dengan baik.
Reporter: Tim JN News
Editor: Atten Liwu