JN NEWS, FLOTIM – Harga beras di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), terus mengalami lonjakan yang signifikan. Menurut laporan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Flores Timur, inflasi saat ini sangat dipengaruhi oleh kenaikan harga beras.
Kepala Disperindag Flores Timur, Siprianus Ritan, menyatakan bahwa harga eceran tertinggi (HET) untuk beras premium telah ditetapkan sebesar Rp14.500 per kilogram (kg) oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada Maret 2023.
Namun, harga beras di pasaran saat ini jauh melampaui HET tersebut. “Saat ini, pedagang beras menjual beras di atas harga HET, mencapai Rp16.000 untuk jenis beras premium dan Rp15.000 untuk jenis beras medium,” ujar Siprianus, Rabu (21/2/2024).
Menurut laporan Disperindag Flores Timur, harga beras di Pasar Daerah Larantuka bervariasi antara Rp 11.500 hingga Rp 17.000 per kilogram pada Rabu (21/2/2024). Siprianus menjelaskan bahwa lonjakan harga beras ini disebabkan oleh permintaan yang tinggi namun produktivitas pertanian cenderung menurun.
“Berbagai merek beras seperti beras cap 2 Ikan, beras cap Gunung Padi, beras cap Bunga Gading, beras cap Jeruk, dan beras SPHP Bulog, semuanya mengalami lonjakan harga yang signifikan,” tambahnya.
Untuk mengatasi situasi ini, Disperindag Flores Timur terus melakukan operasi pasar guna mengawasi distribusi beras serta menjalin kerja sama dengan daerah atau wilayah pemasok seperti Sulawesi Selatan.
“Kami juga menggelar pasar murah secara berkelanjutan melalui kerja sama dengan Perum Bulog sebagai stabilisator harga pangan,” ungkap Siprianus.
Ia menambahkan pihaknya terus berupaya melakukan pengendalian harga beras terus guna menjaga stabilitas ekonomi dan ketersediaan pangan bagi masyarakat Flores Timur. **
Reporter: Lex / Editor: Marten Kilibatu