JN NEWS, FLOTIM – Puskesmas Boru di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, melaporkan peningkatan signifikan kasus diare selama bulan Juni dan Juli 2024. Lonjakan kasus ini terjadi di sejumlah desa yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
“Jumlah total kasus diare mencapai 42, terhitung dari bulan Juni hingga pertengahan Juli 2024. Dari jumlah tersebut, 10 kasus membutuhkan perawatan inap. Data ini telah kami laporkan ke Dinas Kabupaten Flores Timur,” tutur Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Puskesmas Boru, Andrea Maria Andrina Masni, A.Md. Keb, di ruang kerjanya, Senin (15/7/2024).
Maria menambahkan bahwa dari 10 pasien rawat inap, 7 di antaranya dirawat pada bulan Juni 2024 dan semuanya telah sembuh.
Baca juga: https://jejaknegeri.news/daerah/puskesmas-boru-sabet-akreditasi-paripurna/
Puskesmas Boru telah mengambil langkah proaktif dengan menyiapkan stok obat diare yang memadai. Langkah ini diambil menyusul laporan peningkatan kasus diare di beberapa wilayah sekitar.
“Kami mengimbau masyarakat untuk segera datang ke puskesmas jika mengalami gejala diare atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Saat ini, stok obat di puskesmas ini masih mencukupi,” ujarnya.
Dikatakannya, Puskesmas Boru melalui tim promosi kesehatan (promkes) dan kesehatan lingkungan (kesling) aktif melakukan pemantauan lapangan dan melaksanakan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE).
Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu menutup sumber pangan, baik saat penyimpanan, pengolahan, maupun penyajian, guna menghindari kontaminasi partikel debu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki.
*Marten Kilibatu/Red